8.03.2008

LAPAROSKOPIK APPENDEKTOMI (dikumpulkan dari "talk show radio SONORA 29/7/08) Laparoskopik apendektomi adalah operasi pengangkatan usus buntu (apendektomi) yang dilakukan dengan tehnik bedah laparoskopi. Laparoskopi adalah bagian dari tehnik endoskopi, berasal dari kata lapar yang berarti abdomen dan oskopi yang artinya melihat melalui skope. Laparoskopi memang khusus untuk melihat rongga perut atau rongga di luar usus melalui pencitraan pada monitor video menggunakan teleskop dan sistem endokamera. Bedah laparoskopi berbeda dengan bedah konvensional karena laparoskopi hanya membutuhkan akses minimal ke tubuh pasien. Pada bedah konvensional, sayatan di perut bisa sepanjang belasan sentimeter. Sementara, pada bedah laparoskopi, akses yang dibutuhkan hanya 2 milimeter sampai 10 milimeter Dengan bedah laparoskopi apendektomi, hanya dibutuhkan tiga lubang kecil untuk memasukkan alat. Lantaran akses yang dibutuhkan kecil, tindakan penjahitan tak dibutuhkan lagi. Lubang kecil yang dihasilkan cukup ditutup dengan plester pembalut (band aid) khusus. Setelah luka tersebut kering pun, tak akan ada bekas luka parut memanjang yang kadang menakutkan. Tehnik operasi ini tanpa melihat dan menyentuh langsung organ yang di operasi. Bedah laparoskopi menggunakan minimal tiga lubang sebagai akses. Lubang pertama dibuat di bawah pusar. Fungsinya untuk memasukkan kamera super mini, yang terhubung ke monitor, ke dalam tubuh. Lewat lubang itu pula, sumber cahaya dimasukkan. Sementara, dua lubang lain diposisikan sebagai jalan masuk peralatan bedah seperti penjepit atau gunting. Melalui kamera yang dimasukkan ke dalam rongga perut, memungkinkan dokter bedah untuk melihat keadaan dalam perut dengan melalui sayatan yang sekecil-kecilnya. Pada operasi perut seringkali dokter bedah, memerlukan sayatan yang cukup lebar untuk mendiagnosa penyakit, maka dengan bedah laparoskopik hal tersebut dapat diatasi – dengan sayatan kecil kita dapat melihat seluruh rongga perut. Sebelum operasi dimulai, perut akan dipompa dengan gas CO2 agar menggembung dan peralatan bedah dapat leluasa bekerja di dalam tubuh. Setelah itu, trocart, pipa berdiameter 2 milimeter sampai 10 milimeter, dimasukkan. Trocart mempunyai katup yang berfungsi menutup rapat perut agar CO2 tak keluar kembali dan perut tetap menggelembung. Melalui lubang trocart itulah, peralatan bedah masuk ke tubuh. BANYAK keuntungan yang bisa diperoleh pasien bila menjalani operasi laparoskopi. Salah satunya adalah luka sayatannya kecil. Ini membuat orang tak perlu lagi merasa ketakutan menjalani operasi karena gambaran sayatan yang panjang. Luka sayatan yang kecil juga meminimkan kerusakan jaringan sehingga waktu penyembuhannya relatif lebih cepat dibandingkan tehnik bedah konvensional. Keuntungan lain, rasa sakit paskaoperasi juga lebih ringan. Jangka waktu yang diperlukan untuk mengkonsumsi obat analgetik dan obat antibiotik intra vena lebih singkat. Gangguan pergerakan atau kelumpuhan usus sementara yang biasa menyertai bedah konvensional juga lenyap. Pada bedah laparoskopi, hal tersebut tak berlaku karena tangan dokter tak menyentuh usus. Selain itu teknik laparoskopi juga nyaris tidak meninggalkan bekas operasi. Ini tentu sangat bermanfaat bagi kaum wanita mengingat keindahan tubuh acap menjadi pertimbangan yang utama. Karena banyak menawarkan kenyamanan untuk pasien juga untuk dokter bedahnya maka tindakan laparoskopik ini sering disebut sebagai tindakan operasi yang amat ”bersahabat” . Dokter bedah yang melakukan tehnik ini beserta seluruh tim yang tergabung dalam kamar operasi tentunya harus kompeten. Perlu adaptasi spesifik antara mata dan gerakan tangan, perlu kepekaan karena ”tactile control” hilang. Karena memerlukan alat-alat yang khusus dan seringkali hanya satu kali pakai, maka biaya untuk pelaksanaan laparoskopik sedikit lebih besar dibandingkan tehnik yang biasa. Meskipun demikian, biaya yang besar ini sebenarnya akan tertutup oleh berbagai kenyamanan yang ditawarkan oleh tehnik bedah laparoskopik, misalnya lama rawat inap yang singkat, nyeri setelah operasi yang minimal, luka sayatan operasi yang minimal sehingga komplikasi juga jauh lebih minim – selain itu tidak banyak manipulasi usus yang dilakukan, seperti halnya pada tehnik konvensional. Pada kasus apendisitis / radang usus buntu pada pasien wanita yang juga mengalami keluhan pada organ reproduksi, tindakan laparoskopik amat sangat membantu dalam menegakkan diagnosa. Pasien gemuk dengan dinding perut yang tebal, operasi akan menjadi lebih mudah jika dilakukan dengan laparoskopik. Pada keadaan yang menyulitkan, maka tindakan bedah laparoskopik dapat di konversi ke tindakan konvensional. Konversi adalah tindakan mengubah prosedur bedah laparoskopik ke bedah konvensional untuk mencapai hasil operasi lebih baik. Tidak semua kasus pembedahan dapat dilakukan dengan bedah laparoskopi. Misalnya saja pada kasus appendisitis, bedah laparoskopi tidak dapat dilakukan pada kasus peritonitis, atau apendisitis perforata, dimana usus buntu sudah pecah dengan nanah / abses yang sudah tersebar ke seluruh rongga perut. Pada kasus dimana usus buntu melekat masif pada usus-usus sekitarnya juga agak sulit jika dilakukan bedah laparoskopik. Secara umum, pada pasien yang sebelumnya telah dilakukan operasi pada perut, tidak diperkenankan untuk dilakukan bedah laparoskopik karena dikhawatirkan telah terjadi perlekatan sehingga akan menimbulkan kesulitan saat alat laparoskopik masuk kedalam rongga perut. Pada kasus apendisitis / radang usus buntu, pasien wanita yang juga mengalami keluhan pada organ reproduksi, tindakan laparoskopik amat sangat membantu dalam menegakkan diagnosa. Pasien gemuk dengan dinding perut yang tebal, operasi akan menjadi lebih mudah jika dilakukan dengan laparoskopik. Saat ini tehnik bedah laparoskopi banyak menawarkan kenyamanan pada para pasien dan akan menjadi tehnik pembedahan baru yang menandakan semakin meningkatnya ilmu kedokteran.

11 komentar

, Blogger SEKAR wrote ...

Slmt siang dokter, saya Ibu Sekar yang tadi malam telfon.
Maaf mganggu lagi, jadi sy operasi saja ya Bu ?
Sayang Ibu jauh ya RS nya kalau sy di jkt pasti sy akan ke tempat ibu.
Di tempat sy blm ada laparoskopi, dokter bedahnya juga omong sdikit saja mau ty lagi sy agak takut karna pendiam dokternya dan sdh agak sepuh.
Mengapa ya Bu kok dokter bedah sdikit2 oprasi, padahal sy juga belum brani untuk oprasi Bu sptnya saya dipaksa dan ditakut2i
Mnrt ibu sy op dg dokter itu saja ya tidak papa? yg sy sebutkan smalam?
wass,
sekar negoro

 
, Blogger Lakshmi Nawasasi wrote ...

Yth Ibu Sekar,
1. Ya Operasi saja Bu, jika di RS yang ibu pilih belum ada laparoskopi, dengan operasi open juga tdk apa2
2. Dokter kan macam-macam Bu, ada yang pendiam ada yang sebaliknya ; kalau pendiam pasiennya yang harus banyak tanya hehe
3. Bukannya sedikit2 operasi, kalau memang sudah ada indikasi untuk dilakukan operasi, pasti dokter bedah akan melakukan operasi.
Karena kalau operasi di tunda, ancaman terhadap komplikasi yang ditimbulkan akan bertambah besar juga, tentu ini yang jadi pertimbangan mengapa operasi harus dilakukan.
Saya pikir dokter bedah Ibu tidak menakut2i tapi mengatakan hal yang sebenarnya.

Dokter yang Ibu sebutkan adalah senior saya ; silahkan operasi dengan beliau - saya bantu doa saja ya Bu.
Semoga operasinya di mudahkan, di berikan kelancaran ; Ibu akan bisa melewati semuanya dengan baik.
salam,

 
, Blogger dr.Ay wrote ...

Dok, bisakah kita bertukar link..? Sy tertarik dengan metode penyebaran informasi kesehatan dan konsultasi melalui internet, karena bisa lebih luas dan sangat bermanfaat untuk masyarakat banyak. Sy baru dalam urusan blog dan website, karena itu mohon kerjasamanya ya,Dok.. trmksh,Dok..!^_^ salam kenal

 
, Blogger Lakshmi Nawasasi wrote ...

TS dr.Ay ....
Salam kenal kembali
Tentu saja saya senang untuk berbagi informasi ..
Saat ini bekerja dimana, kalau boleh tahu TS spesialisasinya apa ?
Jika sudah ada web site yang "diluncurkan" nanti saya tulis nama situs TS di blog saya ..
Ok, sukses - selamat bekerja

 
, Anonymous Anonymous wrote ...

Wah blog nya bermanfaat sekali dok :)
Salut utk dokter yg mau menyempatkan diri memberi informasi ditengah2 kesibukan :)
Dok,ada yg mau saya tanya:
1.Makanan dan minuman apa saja yg sebaiknya dihindari sehabis operasi usus buntu? Lalu sampai berapa lama menghindari mengkonsumsinya?

2.Aktivitas apa saja yg sebaiknya dihindari sehabis operasi usus buntu?

3.Stlh 18hari operasi usus buntu dgn laparoskopi sudah boleh tdk naik turun tangga sampai lantai 3?

4.Sampai kapan tdk dipebolehkan membawa barang2 berat pasca operasi usus buntu?

5.Apa memang wajar dok jika setelah operasi laparoskopi perut bagian bawah jadi menggembung(perut saya sblmnya berlipat)? Apa karena ada sayatan dibagian bawah(sayatan di daerah rahim itu dok,saya gk tahu nyebutnya apa.hehe) sehingga perut jadi tdk terlipat?

6.Tiap bangun tidur saya terbiasa ngulet(gerakan meregangkan tangan ke atas,kaki kebawah,sampai otot & perut terasa ketarik itu dok) apakah itu tdk masalah utk dilakukan dok setelah operasi usus buntu?

7.Setelah 18hari operasi dgn laparoskopi perut kanan saya yg didaerah usus kadang masih terasa nyeri (nyut-nyutan gitu dok) tp 1menit kemudian hilang ,apa itu wajar dok?

Maaf ya dok terlalu cerewet banyak sekali nanyanya.Terima kasih dok :)

 
, Blogger Lakshmi Nawasasi wrote ...

Yth Ris,
Waktu itu operasinya dimana ? dan dengan dokter bedah siapa ?
salam,

 
, Anonymous Anonymous wrote ...

dokter, saya membaca artikel anda tentang wasir.

sebelumnya, saya 2 minggu lalu ke dokter internis dan periksa ke dokter untuk memastikan saya ambeyen atau tidak. ternyata saya gejala ambeyen, setelah dokter memasukan alat ke dalam anus saya. keluhan saya selama ini adalah , gatal di luabang anus, dan sedikit ada daging di anus yg keluar. dokter hanya memberikan saya obat suplemen, dan obat seperti pelor yag dimasukan ke dalam anus.
tapi gatal2 sekitar anus saya tidak juga hilang. apalagi pada malam hari, sangat gatal sekali. dan setealh buang air besar.saya juga mengoleskan salep faktu di sekitar luabang anus. tapi tidak jjuga membantu.
menurut dokter, saya harus bagaimana mengatasi gatal pada anus yang tidak juga hilang2 ini.

terima kasih sebelumya.



mata

 
, Blogger Sam wrote ...

Selamat siang dokter.
Saya telah menjalani pemeriksaan fistulografi dimana terdapat 2 lubang: perianal fistula single tract di jam 12 sdlm 3 cm dan sinus tract di jam 3 sdlm 1.5cm, tidak tampak fistula.
Sekitar 6 bln yg lalu, tract di jam 3 tiba2 raib hanya tertinggal yg d jam 12.

Saya sdh konsultasi ke bbrp dokter bedah dan disarankan untuk menjalani fistulotomy. Saya jujur agak ngeri jika hrs di fistulotomy/fistulectomy krn kuatir resiko terjadinya fecal incontinence.

Saya juga pernah bertanya ke sebuah rs di malaysia dimana dokternya menyarankan pengunaan benang seton dlm mengobati fistel saya. Yg jadi masalah, sy hrs kontrol tiap bln sedang sy tdk mungkin meninggalkan pekerjaan sesering itu.

Yg menjadi pertanyaan saya: apakah alternatif lain seperti metode seton juga tersedia di Indonesia?
Saya juga pernah baca di internet tentang metode sumbat fistula (plug) yg sedang populer di Amerika(http://www.goremedical.com/fistulaplug/) Apakah treatment ini sdh ada di Indonesia pula? Jika ada dimana saya bisa menjalaninya?

Jika harus fistulotomy, dapatkah operasinya dilakukan oleh dr bedah umum? Kandidat pilihan sy dokter bedah umum tp sdh berpengalaman dan sdh pernah ada anggota keluarga yg sukses dirawat beliau.

Terima kasih atas waktunya.

 
, Blogger Lakshmi Nawasasi wrote ...

@Mata :
Mudah2an keluhannya sudah jauh berkurang ya ? Jika masih ada konsultasikan kembali pada dokter bedahnya. Pada wasir kadang bisa dijumpai keluhan seperti itu.
@Sammy : Seton dapat dilakukan di Indonesia, beberapa dokter bedah masih melakukan hal tersebut jika indikasinya memang demikian.
Fistulotomi dapat dilakukan oleh bedah umum.

 
, Blogger akoe wrote ...

dok. tanya mertia 2pekan lalu op.dg lprskopi..untuk lubang yg di pusar kok blm kering2??? msh mengeluarkan cairan bening..mohon saran
utomo

 
, Blogger Lakshmi Nawasasi wrote ...

@akoe : semoga saat ini sdh pulih ya

 

Post a Comment

<< Home